Penyu Tersesat Karena Bom Ikan?

Pada suatu hari di Bulan Mei 2019, Kepala Regu Petugas Lapangan Yayasan Penyu Indonesia melaporkan adanya seekor induk penyu hijau (Chelonia mydas) yang tersesat jauh di dalam hutan Pulau Belambangan. Saat itu induk penyu itu ditemukan dalam keadaan tidak bergerak karena badannya terlilit akar dan pergerakannya terhambat oleh anakan pohon yang tersebar luas di hutan di pulau itu. Kemudian para ranger memutuskan untuk menggiring penyu tersebut ke arah laut dengan membersihkan jalan penyu itu. Proses evakuasi ini berlangsung selama 30 menit sebelum penyu itu berhasil kembali berenang ke laut.

Video penyu betina yang tersesat saat memasuki hutan di Pulau Belambangan

Tidak diketahui secara pasti kenapa penyu betina ini tersesat dan memutuskan untuk masuk jauh ke dalam hutan. Ini adalah kasus pertama yang terjadi di Pulau Belambangan. Pada tahun 2018 yang lalu, tim kecil YPI dikirim ke Cape Verde – Afrika, untuk studi banding pengelolaan penyu yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi lokal yang bernama Fundacao Tartaruga di sebuah pulau yang dinamakan Boa Vista. Di sana ranger YPI melaporkan banyak sekali induk penyu tempayan (Caretta careta) yang tersesat hingga jauh ke daratan. Alasan tersesatnya penyu tempayan di tempat ini adalah karena polusi cahaya yang dihasilkan oleh sebuah hotel milik perusahaan swasta dari Spanyol. Induk-induk penyu tempayan itu kebingungan dengan cahaya lampu yang ada di sana, sehingga masuk ke daratan lebih dalam, kehilangan orientasi arah laut dan akhirnya mati kering oleh panasnya matahari padang pasir Boa Vista.

Tim YPI yang berusaha menyelamatkan penyu tempayan persis di sebuah hotel Spanyol di Pulau Boa Vista

Akan tetapi tidak ada polusi cahaya di Pulau Belambangan itu sendiri, melainkan sumber cahaya terdekat dari menara lampu suar di pulau terdekat sejauh 5 km. Sumber cahaya yang nampak adalah bagan-bagan di Karang Besar Batu Putih dan cahaya Ibu Kota Berau, Tanjung Redeb yang jaraknya ratusan mil dari Pulau Belambangan yang terpencil ini. Jadi kemungkinan penyu tersesat karena disorientasi akibat polusi cahaya, sangat kecil. Sekedar informasi, pada Bulan Januari 2019 lalu di sepanjang pantai di Israel, ditemukan sekurangnya 96 penyu dengan rincian:
  • 69 ekor penyu tempaya (Caretta caretta)
  • 16 ekor penyu hijau (Chelonia mydas)
  • 11 ekor penyu lain tidak teridentifikasi
Semuanya menderita luka-luka dan dibawa ke Israel Nature & Park Authority (INPA) dan Sea Turtle Rescue Centre (STRC). Semua penyu yang didokumentasikan dalam keadaan hidup dan mati itu dilaporkan oleh masyarakat ke sambungan hotline (INPA), sosial media dan para voluntir STRC. Triase medis, perlakuan intensif, pengobatan konvensional dan cairan dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Dr.Itzhak Aiznberg. Post mortem juga dilakukan kepada 7 ekor sampel penyu. CT scan dari penyu-penyu hidup yang terluka menguak sebuah informasi bawa semuanya menunjukan gejala trauma jaringan: pulmonary hemorrhage di paru-parudan pengumpulan cairan (infeksi)  di telinga tengah penyu. Gejala semacam itu biasanya diakibatkan oleh trauma gelombang kejut (dari ledakan) bawah air pada level yang signifikan. Misalnya upaya eksplorasi   minyak bumi oleh kapal-kapal besar yang menggunakan metode peledakan dengan menggunakan udara yang dikompresi dan dilepas dengan sebuah air gun. Kegiatan ini biasanya disebut dengan eksplorasi minyak dengan menggunakan teknik seismik untuk menciptakan sebuah peta riil 3 dimensi. Sejauh ini tidak ada informasi terkait adanya kegiatan seismik di Perairan Kabupaten Berau, tidak ada potensi gelombang kejut di bawah air. Namun dilaporkan oleh masyarakat dan nelayan bahwa pengeboman ikan masih marak terjadi. Pada tanggal 23 Mei 2019 lalu tim YPI bersama dengan Kepolisian Airud melakukan patroli di Karang Muaras, hanya dalam kurun waktu 30 menit saja terjadi 2 kali ledakan bom yang dapat disaksikan dari jauh. Tim berusaha melakukan pendekatan pada kapal-kapal yang diduga melakukan pengeboman ikan itu namun mengalami kandas karena air surut. Tim hanya mendapatkan beberapa gambar dan video dari drone yang dilepaskan menuju para pengebom itu.

Patroli tim YPI dan Kepolisian Air dan Udara di Karang Muaras, Berau.

Dengan maraknya pengeboman seperti itu sementara dapat diduga kasus tersesatnya induk penyu hijau akibat gelombang kejut dari bom ikan yang melukai telinga tengah penyu yang pada akhirnya mengacaukan navigasi dari penyu-penyu ini.