Fakta Penyu Sisik

  1. Nama latin penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
  2. Penyu sisik adalah salah satu spesies penyu terkecil
  3. Beberapa cirinya antara lain;  paruh sempit, runcing, dan karapas berpola indah
  4. Daerah sebaran penyu sisik yaitu perairan pantai tropis yang hangat, mulai dari Samudra Atlantik,  Pasifik hingga Samudra Hindia
  5. Sulit untuk mengetahui dengan tepat jumlah populasi Penyu Penyu sisik, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 5 populasi di seluruh dunia, yang terdiri dari sekitar 8.000 penyu total, dan dengan hanya 1.000 betina bersarang setiap tahunnya
  6. Induk penyu sisik akan meninggalkan laut untuk bertelur di pantai. Mereka akan memilih tempat secara cermat, menggali lubang, bertelur, menutupinya dan kembali ke laut . Telur akan tetap terkubur selama sekitar 60 hari hingga sebelum akhirnya menetas.
  7. Penyu sisik bersarang setiap 2 hingga 3 tahun dan menghasilkan 60 hingga 200 telur hanya dalam satu sarang saja
  8. Koloni Hawksbill terbesar di dunia bersarang di Pulau Milman di Queensland, Australia
  9. Penyu sisik adalah omnivora. Paruhnya yang runcing dan sempit itu mirip seperti burung pemangsa. Bentuk dan panjangnya paruh itu memungkinkan penyu mencapai celah-celah kecil di terumbu karang untuk mengambil spons dan invertebrata (hewan tak bertulang belakang) lainnya
  10. Spons terumbu karang adalah sumber makanan utama penyu sisik. Bagi kebanyakan hewan, spons ini beracun karena spikula (duri mirip kaca) yang dikandungnya, namun penyu sisik kebal terhadap hal ini sehingga tidak banyak hewan yang mampu menyaingi penyu sisik memakan spons ini
  11. Dengan adanya penyu sisik memakan spons, maka hal ini memberikan ruang bagi kehidupan laut lainnya di terumbu karang, karena spons mengambil banyak tempat di ekosistem terumbu karang. Hal ini menjadikan penyu sisik sebagai bagian penting dari ekosistem, berkontribusi pada kesehatan terumbu karang dan kehidupan laut yang lebih luas
  12. Penyu sisik juga memakan anemon, kerang-kerangan, dan ubur-ubur. Hal ini menjadikan penyu sisik dikenal sebagai predator oportunistik.
  13. Karapas penyu sisik yang cantik itu tangguh dan efektif melindungi mereka dari pemangsa. Namun, mereka masih menjadi mangsa hiu, buaya, gurita, dan pemangsa terbesar, yaitu manusia
  14. Penyu sisik telah berenang di lautan lebih lama daripada kehidupan manusia di planet bumi ini. Reptil ini telah ada selama 100 juta tahun terakhir.
  15. Sayangnya, makhluk cantik ini adalah spesies penyu yang paling terancam puna. Perdagangan aksesoris berbahan dasar karapas penyu sisik merupakan faktor utama yang mengganggu kelestariannya.
  16. Karapasnya itu bermotif emas dan coklat yang indah, menjadikan penyu sisik diburu dan dijual secara ilegal di pasar gelap. Sisik pada karapas mereka digunakan untuk membuat produk hias dan perhiasan berharga
  17. Di Jepang, karapas Penyu sisik, yang dikenal sebagai “bekko”, telah menjadi bagian dari budaya tradisional selama 300 tahun dan bahkan digunakan dalam gaun pengantin tradisional
  18. Perdagangan cangkang jenis penyu sisik ini ilegal di mata hukum. Meskipun demikian, cangkang Penyu sisik masih ditemukan di souvenir dan perhiasan. Bahkan, itu adalah barang ilegal yang paling sering disita oleh petugas bea cukai

penyu sisik di Kepulauan Derawan (Kabupaten Berau)

Cara Induk Penyu Menggali Sarang

Berikut adalah sebuah video yang menunjukan cara seekor induk penyu menggali sarang.

Dalam proses penggalian sarang dapat diketahui:

  • Induk penyu menggali sarang tanpa melihat (absen pengawasan dengan menggunakan mata)
  • Bagian tubuh yang dipakai untuk menggali adalah flipper bagian belakang
  • Prosesnya antara lain; ketika flipper belakang kiri mengambil/menyendok pasir di dalam lubang, maka flipper belakang kanan membuang pasir galian jauh-jauh ke arah depan atau samping (bergantung jenis penyu). Penyu tempayan dan lekang cenderung membuang pasir cenderung ke arah depan , sementara penyu hijau membuang pasir ke arah samping.
  • Ketika bertelur penyu hijau menutupi lubang sarang dengan menggunakan kedua flipper belakang. Sementara penyu tempayan dan lekang tidak menutupi sama sekali.

Fakta Penyu Hijau

1) Penyu hijau (Chelonia mydas) mendapatkan namanya itu bukan dari warna  karapasnya, namun dari warna sebagian kulitnya yang kehijauan. Warna itu disebabkan oleh lapisan lemak dibawahnya. Kalau warna karapasnya bisa berwarna coklat, hitam, dan abu-abu. Pada bagian perutnya biasanya berwarna kuning.

2) Ada dua jenis penyu yang mana para ahli masih berselisih paham apakah mereka itu spesies yang sama sekali berbeda atau hanya beda subspesies saja. Yang dimaksud itu adalah penyu hijau Atlantik dan penyu hijau pasifik timur yang hidup di pesisir Alaska hingga Cili.

3)  Penyu hijau dapat tumbuh hingga panjang karapas 120 cm, dengan berat hingga 300 kg. Penyu hijau diklasifikasikan sebagai salah satu penyu besar.

 

4) Tidak seperti kebanyakan penyu yang lain, penyu hijau dewasa adalah herbivora (pemakan tumbuhan), yang memakan alga, lamun dan rumput laut. Penyu hijau remaja dan tukiknya adalah omnivora (pemakan segala) dan biasanya ditemukan sedang memakan hewan tidak bertulang belakang macam kepiting, ubur-ubur dan spons.

5) Sebagian besar penyu menghangatkan diri dengan berenang dekat permukaan di perairan dangkal, tetapi jenis penyu hijau Pasifik Timur diamati sering berjalan ke darat dan berjemur dibawah terik matahari.

6) Penyu hijau mencapai kematangan seksual pada usia antara 20 hingga 50 tahun. Mereka melakukan migrasi dengan jarak yang sangat jauh dari ruaya pakan hingga ke habitat peneluran, yang juga merupakan tempat kelahiran mereka. Penyu hijau jantan dapat kawin setiap tahun, namun penyu hijau betina hanya dapat kawin dalam setiap dua tahun hingga empat tahun sekali.

7) Penyu hijau betina membuat sarang di malam hari. Sarang itu digali dengan menggunakan flipper (kaki dayung) bagian belakangnya. Dalam satu sarang dapat ditemukan 100 hingga 200 butir telur yang akan menetas dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan.  Tukik harus segera “berlari” dan berenang menuju tempat yang aman, atau mereka akan dimakan predator (anjing, kucing, babi, kepiting, burung, gurita, cumi, anak hiu dll). Jika tukik-tukik ini dapat selamat dari masa yang berbahaya ini, maka mereka dapat hidup hingga umur 80 b- 90 tahun.

5 Fakta Penyu Belimbing

1. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah penyu terbesar

adalah penyu sekaligus reptil terbesar yang hidup. Panjangnya mencapai 1,9 meter dengan berat mencapai 910 kg. Penyu Belimbing juga termasuk unik diantara jenis penyu karena daripada memiliki karapas yang keras, tulang cangkang penyu belimbing dibungkus kulit yang berlemak.

2. Penyu Belimbing adalah penyelam Tangguh

Penyu belimbing dapat menyelam sedalam paus penyelam dalam. Mereka ini sangat mampu menyelam hingga kedalaman hampir mencapai 1.200 meter. Kemampuan menyelam seperti ini membantu penyu belimbing dalam mendapatkan mangsa (ubur-ubur), menghindari predator dan menghindari panas ketika mereka melewati laut hangat. Sebuah studi tahun 2010 menemukan bahwa penyu ini dapat mengatur daya apung mereka saat menyelam dalam-dalam dengan mengatur jumlah udara yang mereka hirup di permukaan.

3. Penyu Belimbing adalah penjelajah dunia

Penyu belimbing adalah penyu yang paling jauh jangkauannya. Mereka juga memiliki jangkauan terluas, karena mereka memiliki sistem pendingin tubuh dan banyak minyak dalam tubuh mereka yang memungkinkan mereka untuk menjaga suhu tubuh mereka lebih tinggi dari air laut sekitarnya – oleh karena itu, mereka dapat mentolerir daerah dengan suhu air yang lebih dingin . Penyu-penyu ini ditemukan di utara Newfoundland, Kanada, dan sejauh selatan Amerika Selatan. Mereka umumnya dianggap sebagai spesies pelagis, tetapi juga dapat ditemukan di perairan yang lebih dekat ke pantai.

4. Penyu Belimbing memakan ubur-ubur dan mahluk laut berbadan lembek yang lainnya.

Sangat luar biasa bahwa hewan sebesar ini dapat hidup dari apa yang mereka makan. Penyu belimbing terutama memakan hewan bertubuh lunak seperti ubur-ubur dan salp (sejenis ubur-ubur). Mereka tidak memiliki gigi tetapi memiliki tonjolan tajam di mulut mereka yang membantu menangkap mangsa dan duri di tenggorokan dan kerongkongan untuk memastikan mangsa bisa masuk ke tenggorokan, tetapi tidak keluar. Keberadaan penyu ini penting untuk jaring makanan laut karena mereka dapat membantu menjaga populasi ubur-ubur yang berlebihan. Karena makanan mereka, penyu belimbing mungkin terancam oleh puing-puing laut seperti kantong plastik dan balon, yang mereka mungkin keliru sebagai mangsa.

5. Penyu Belimbing terancam punah

Penyu belimbing terdaftar di Endangered Species Act sebagai satwa terancam punah, dan sebagai “hampir punah” di Daftar Merah IUCN. Populasi penyu ini di Samudra Atlantik tampaknya lebih stabil daripada populasi Samudra Pasifik. Ancaman terhadap penyu belimbing meliputi terjerat alat tangkap dan puing-puing laut, menelan sampah plastik, pencurian telur, dan tertabrak kapal. Anda dapat membantu dengan membuang sampah secara bertanggung jawab, mengurangi penggunaan plastik, tidak pernah melepaskan balon, mengawasi penyu ini berperahu, dan dengan mendukung organisasi penelitian, penyelamatan, dan rehabilitasi penyu.

Mitos Telur Penyu

  • Mitos   : dipercaya bahwa telur penyu dapat meningkatkan gairah seksual kaum pria
  • Fakta   : telur penyu mengandung kolestrol yang sangat tinggi dibanding telur ayam, sehingga berpotensi untuk menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah disekitar alat kelamin pria. Hasilnya, mengkonsumsi telur penyu menambah resiko terjadinya impontensi dikemudian hari.
  • Mitos   : protein yang terkandung di dalam telur penyu dipercaya lebih tinggi dari telur ayam
  • Fakta   : Kandungan protein yang terkandung pada telur penyu tidak jauh berbeda daripada yang terkandung di telur ayam. Kandungan protein di telur penyu adalah 13,04%, sementara pada telur ayam adalah 11,80%. Sementara kandungan lemak pada telur penyu adalah 2x lebih tinggi daripada telur ayam, sehingga ini berpotensi untuk menambah resiko kolesterol jahat dalam tubuh (Irawati dan Harfiandri 2004)

Penyu (daging, darah, organ dan telur) terindikasi mengandung parasit, bakteria, biotoksin dan zat pencemar, seperti logam berat… karena:

  1. Penyu berenang melalui laut yang semakin tercemar
  2. Penyu berumur panjang sehingga dia lama telah melakukan kontak dengan pencemaran
  3. Penyu berada di tingkat atas rantai makanan, sehingga zat pencemar dalam makanannya terakumulasi di dalam tubuh penyu.

Kandungan ini terbukti dapat menimbulkan gangguan syaraf, penyakit ginjal, kangker hati, serta berpengaruh kepada perkembangan janin dan anak (A. Alonso Aguirre, et al, Eco health Journal consorsioum, 2006)

Tidak semua masyarakat mempercayai bahwa telur penyu dapat mendorong gairah seksual, contohnya di Boa Vista, Cape Verde-Afrika, masyarakatnya hanya berburu daging penyu, sementara telur penyu sama sekali tidak disentuh.

Tingginya permintaan telur sebagai “viagra” telah membuat pemburu telur penyu gencar melakukan aktivitas pengambilan dan perdagangan telur penyu

Karakter Fisik Penyu

Ukuran

 Jantan dan betina penyu berukuran sama.

  1. Panjang penyu hijau mencapai sekitar 78 hingga 112 cm dan lebar 68 hingga 186 kg. Individu terbesar yang dicatat adalah 1,5 m (5 kaki) dan 395 kg.
  2. Ukurna penyu hitam mencapai sekitar 59 cm hingga 117 cm dengan berat mencapai 42 kg hingga 126 kg.
  3. Penyu Kempi dan Penyu Lekang adalah spesies terkecil, dengan ukuran mencapai sekitar 55 cm hingga 65 cm. Beratnya mencapai 30 kg hingga 50 kg
  4. Panjang penyu Tempayan mencapai sekitar 82 cm hingga 105 cm , dengan berat 66 kg hingga 101 kg.
  5. Panjang penyu sisik mencapai sekitar 53 cm hingga 114 cm degan berat 27 kg hingga 86 kg.
  6. Panjang penyu pipih mencapai sekitar 81 cm hingga 97 cm dengan berat 60 kg hingga 84 kg.
  7. Penyu belimbing adalah penyu terbesar yang hidup. Panjang penyu belimbing dewasa mencapai sekitar 1,2 m hingga 1,9 m. Dengan berat antara 200 kg hingga 506 kg Penyu belimbing terbesar yang tercatat adalah 916 kg.

Bentuk tubuh.

Penyu ditandai dengan cangkang besar yang ramping dan kepala serta anggota badan yang tidak dapat ditarik kembali.

Warna.

  1. Bergantung pada spesiesnya, warna penyu bervariasi. Mereka dapat berwarna hijau zaitun, kuning, coklat kehijauan, atau hitam.
  2. Penyu hijau mendapat namanya dari warna lemak tubuhnya. 

Sirip.

  1. Seekor penyu tidak dapat menarik kembali anggota tubuhnya ke dalam cangkangnya seperti halnya kura-kura darat.
  2. Sirip disesuaikan untuk berenang. Penyu rentan terhadap predator di darat.
  3. Kaki depan (front flipper) menyerupai dayung.

a) Sirip panjang menyatu di seluruh sirip.

b) Hanya satu atau dua kuku yang kelihatan di masing-masing flipper.

c) Seekor penyu berenang dengan kaki depannya yang mengepak seperti sayap.

4) Kaki belakang (rear flipper) berfungsi sebagai kemudi, menstabilkan dan mengarahkan penyu saat berenang. Sirip belakang pada penyu sangat handal dalam menggali sarang di pasir.

Kepala

  1. Seekor penyu tidak dapat menarik kepalanya ke dalam cangkangnya seperti halnya kura-kura darat.
  2. Penyu memiliki kelopak mata atas yang besar yang memberikan perlindungan bagi mata mereka.
  3. Penyu tidak memiliki lubang telinga luar.
  4. Seperti kura-kura lain, penyu tidak memiliki gigi. Bentuk rahang bervariasi di antara spesies. Setiap spesies memiliki bentuk rahang diadaptasi untuk jenis makanannya.

Cangkang

1) Cangkang bertulang besar memberikan perlindungan dari predator.

2) Dalam semua spesies kecuali penyu belimbing, cangkang ditutupi dengan lapisan pelat bertanduk yang disebut sisik:

a. Sisik kuat tetapi fleksibel, tidak rapuh.

b. Spesies penyu dapat dikenali dari jumlah dan pola sisik.

c. Penyu belimbing memiliki kulit dan lemak yang tebal, yang merupakan insulator yang sangat baik yang memungkinkan spesies ini menjelajah ke perairan yang lebih dingin.

3) Sisi punggung (atas) dari cangkang disebut karapaks.

a. Bergantung pada spesies, karapas dewasa ini memiliki bentuk mulai dari oval hingga berbentuk hati.

b. Semua spesies kecuali penyu belimbing, cangkang bertulang terdiri dari tulang rusuk yang melebar dan menyatu tulang punggung melekat pada karapas.

c. Karapas Penyu Belimbing sebagian besar terdiri dari tulang rawan yang menyatu ke logitudinal punggung.

4. Sisi ventral (perut) dari sisik disebut plastron.

Fibropapillomatosis

Fibropapillomatosis adalah penyakit yang paling banyak menyerang penyu. Kondisi ini ditandai dengan adanya tumor epitel jinak tetapi akhirnya melemahkan pada permukaan jaringan biologis. Virus herpes diyakini sebagai agen penyebab penyakit, sementara lintah penyu diduga vektor mekanik, menularkan penyakit ini ke penyu lain. Penyakit ini diduga diaikbatkan banyak penyebab, termasuk fase pertumbuhan tumor yang mungkin disebabkan oleh biotoksin atau kontaminan lain. Fibropapillomatosis ada di seluruh dunia, tetapi paling menonjol di iklim yang lebih hangat, yang mempengaruhi hingga 50% -70% dari beberapa populasi.

Fibropapillomatosis adalah penyakit tumor jinak penyu, terutama penyu hijau, (Chelonia mydas). Walau begitu penyakit ini juga telah dilaporkan menyerang penyu tempayan (Caretta caretta), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu kempi (Lepidochelys kempii), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Fibropapillomatosis paling sering ditemukan secara eksternal di sekitar ketiak, alat kelamin, leher, mata, dan ekor penyu, tetapi juga terjadi di dalam dan sekitar mulut, dan jarang di organ dalam atau di karapas. Ini, pada gilirannya, menghambat penglihatan, makan, dan gerakan. Sekitar 25-30% penyu dengan tumor eksternal juga memiliki tumor internal, terutama di jantung, paru-paru dan ginjal.

Penyakit ini menyerang paling banyak penyu hijau muda dan remaja, sementara itu jarang terjadi pada penyu dewasa. Diketahui bahwa tumor ini dapat mengalami kemunduran dan disembuhkan, yang telah didokumentasikan pada beberapa individu, bahkan ketika tumornya parah. Tetapi apa yang menyebabkan pengurangan tumor ini tidak diketahui. Kemungkingan kedua, individu remaja dengan penyakit ini mungkin mati sebelum mencapai usia dewasa

Kasus penyakit pertama yang didokumentasikan adalah pada tahun 1938 di Key West, Florida. Studi jangka panjang tidak menemukan tanda-tanda penyakit ini di pantai Atlantik Florida pada 1970-an, tetapi selama 1980-an Fibropapillomatosis tercatat menjangkiti 28% -67% populasi. Hari ini, insiden setinggi 92% telah dilaporkan di Teluk Kaneohe, Oahu, Hawaii. Secara umum, Fibropapilomatosis paling menonjol di iklim yang lebih hangat. Penelitian terbaru menemukan bahwa FP disebabkan oleh stres dan tumor telah diamati pada penyu yang merupakan bagian dari pariwisata. Diperkirakan bahwa kehadiran wisatawan menyebabkan stres pada penyu.

Fibropapilomatosis adalah penyakit menular dengan penularan horizontal. Virus alphaherpes yang disebut fibropapilloma-related turtle herpesvirus (FPTHV) diyakini sebagai agen penyebab penyakit, meskipun tidak ada bukti nyata dari penyebabnya. Alasan untuk kepercayaan ini adalah karena hampir semua sampel jaringan yang diuji dari penyu membawa bahan genetik dari virus herpes ini, bervariasi antara 95 dan 100% tergantung pada berbagai penelitian dan lokasi. Jumlah DNA herpesvirus dalam jaringan tumor adalah 2,5-4,5 logaritma lebih tinggi daripada di jaringan yang tidak terinfeksi. Virus herpes FPTHV telah ditemukan di penyu yang bebas dari Fibropapillomatosis dan ini menunjukkan bahwa perkembangan FP adalah multifaktorial dan bahkan mungkin melibatkan semacam fase mempromosikan tumor. Penelitian menemukan bahwa penyakit ini menunjukkan penyebab multifaktorial, bukan faktor tunggal atau agen. Kemungkinan faktor termasuk beberapa parasit, bakteri, polutan lingkungan, sinar UV, perubahan suhu air dan biotoxin. Selain itu faktor fisiologis seperti stres dan status imunologis tampaknya terkait dengan penyakit ini.

Jenis lintah Ozobranchus dianggap sebagai vektor mekanis dari virus herpes, menularkan virus dari satu penyu ke yang lain. Lintah ini adalah ektoparasit penyu yang umum yang secara eksklusif memakan darah penyu dan beberapa lintah telah ditemukan membawa lebih dari 10 juta salinan DNA herpesvirus. Penyu hijau adalah herbivora dan memakan lamun dan makroalga. Sekali lagi, kausalitas belum disimpulkan, tetapi hubungan tampaknya ada antara distribusi terutama dinoflagellata dan terjadinya Fibropapilomatosis. Penyu dengan Fibropapillomatosis ditemukan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Mereka memiliki jumlah leukosit fagosit yang lebih tinggi (terutama heterofil) dibandingkan dengan penyu sehat, yang tampaknya merupakan efek dari Fibropapilomatosis, karena sebagian besar terbukti pada individu dengan tumor parah. Ini lebih lanjut mendukung hipotesis herpesvirus sebagai agen penyebab.

Fibropapillomatosis terkait erat dengan, jejak nitrogen, dan makroalga invasif. Hubungan terkuat dengan FP adalah dengan tipe habitat, terutama peningkatan aktivitas antropogenik (manusia) yang menyebabkan jejak nitrogen tinggi di lingkungan sekitar tempat penyu hijau ditemukan. Pengamatan mendukung hipotesis bahwa habitat dekat pantai memiliki korelasi kuat dengan penyakit, karena individu yang baru keluar dari fase kehidupan pelagis (laut lepas) tidak pernah ditemukan dengan tumor, dan ketika bermigrasi ke zona laut yang lebih dangkal, seperti zona neritic, individu masih tetap bebas dari Fibropapillomatosis, tetapi ketika memasuki sistem laguna, penyu dapat terinfeksi. Fibropapillomatosis juga dikaitkan dengan kualitas habitat yang buruk, sementara Fibropapillomatosis tidak ada di beberapa habitat dengan kualitas yang baik.

Populasi Penyu

Jumlah total populasi seringkali tidak diketahui karena penyu muda dan penyu jantan tidak mencapai daratan dan sulit untuk dihitung.

  1. Data populasi biasanya didasarkan pada jumlah betina dewasa yang datang ke darat untuk bersarang. Meski begitu, jumlahnya ambigu – beberapa betina bersarang setiap dua hingga tiga tahun, beberapa mungkin bersarang lebih dari sekali di pantai yang sama dalam satu musim, dan beberapa betina akan mengunjungi lebih dari satu pantai bersarang dalam satu musim.
  2. Para peneliti lebih bergantung pada perubahan jumlah betina yang bersarang dari tahun ke tahun untuk menentukan tren populasi yang bertambah atau berkurang jumlahnya. Karena fluktuasi jangka pendek dari tahun ke tahun terkait jumlah betina yang bersarang itu cukup menyesatkan, bahkansurvei satu dekade atau kurang mungkin tidak cukup untuk menentukan tren populasi.

Jadi menurut pencatatan, ini yang ditemukan:

1 ) Penyu Kempi adalah kura-kura laut yang paling terancam punah. Pada tahun 1947, diperkirakan ada sekurangnya 92.000 sarang. Jumlahnya telah menurun secara dramatis sejak saat itu. Survei yang dilakukan antara 1978 dan 1988 menunjukkan hanya ada rata-rata sekitar 800 sarang per tahun. Sejak 1978, tren menunjukkan jumlah sarang telah menurun di sekitar 14 sarang per tahun. Jumlah total betina bersarang mungkin serendah 350 di pantai-pantai di mana puluhan ribu ridley Kemp dulu bersarang.

2) Populasi penyu penyu hijau dan hitam belum disurvei cukup lama untuk menentukan tren. Namun, pengamatan kualitatif kunjungan penyu betina selama beberapa tahun menunjukkan penurunan besar

Penyu Hitam Timur Pasifik

3) Daerah utama bersarang Penyu Tempayan terletak di tenggara AS. Tren populasi penyu tempayan menunjukkan penurunan di area bersarang di Georgia dan Carolina Selatan, tetapi tidak ada penurunan atau kemungkinan peningkatan di wilayah Atlantik Florida selatan. Diperlukan penelitian bertahun-tahun terkait perilaku bersarang data dan studi biologi populasi untuk menilai tren di Florida.

4) Populasi Penyu Lekang dapat mencapai beberapa ratus ribu betina dewasa . Penyu lekang adalah penyu paling berlimpah di dunia. Pada tahun 1991, diperkirakan 610.000 penyu bersarang dalam satu minggu di pantai di India.

5) Sangat sedikit data yang tersedia tentang populasi penyu sisik. Perkiraan ukuran populasi betina yang bersarang sulit dengan pengamatan dari udara: jejak di pasir tidak bertahan lama dan sulit dilihat, dan sarang sering dikaburkan oleh vegetasi pantai.

6) Jumlah populasi penyu pipih saait ini tidak diketahui; namun, karena distribusinya yang terbatas, pipih adalah yang paling rentan dari semua penyu terhadap perubahan habitat atau eksploitasi berlebihan.

7) Mungkin ada kurang dari 115.000 penyu belimbing dewasa di seluruh dunia. Ada terlalu sedikit catatan untuk memprediksi tren; namun, jumlahnya tampaknya tidak menurun.

Habitat Dan Distribusi Penyu

Distribusi.

Penyu ditemukan di laut yang hangat dan sedang di seluruh dunia.

Habitat

Sebagian besar spesies penyu dewasa ditemukan di perairan dangkal, pantai, teluk, laguna, dan muara. Beberapa juga menjelajah ke laut lepas. Penyu remaja dari beberapa spesies dapat ditemukan di teluk dan muara, serta di laut.

Migrasi.

Kebiasaan migrasi berbeda tidak hanya di antara spesies tetapi juga di antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama. Beberapa populasi penyu bersarang dan mencari makan di area umum yang sama; yang lainnya bermigrasi dari jarak yang sangat jauh.

Peta satelit migrasi penyu

  1. Populasi penyu hijau bermigrasi terutama di sepanjang pantai dari tempat bersarang ke tempat makan. Namun, beberapa populasi akan melakukan perjalanan 2.094 km (1.300 mil) melintasi Samudra Atlantik dari tempat bersarang Pulau Ascension ke ruaya pakan di Brasil.
  2. Penyu hitam bermigrasi di sepanjang pantai dari daerah berkembang biak ke tempat mencari makan antara ekstrem utara dan selatan dari jangkauan distribusi mereka.
  3. Penyu Tempayan meninggalkan daerah ruaya pakan untuk melakukan migrasi dan berkembang biak dengan jangkauan jelajah berkisar antara beberapa kilometer hingga ribuan kilometer
  4. Penyu Kempi mengikuti dua rute utama di Teluk Meksiko: satu ke utara ke daerah Mississippi, yang lain ke selatan ke Campeche Bank, dekat Semenanjung Yucatan.
  5. Populasi Penyu Lekang telah diamati dalam kelompok besar yang bepergian antara tempat makan dan tempat bersarang di Pasifik Timur dan Samudra Hindia.
  6. Studi migrasi penyu sisik terbatas. Bukti menunjukkan bahwa beberapa populasi penyu sisik menunjukkan siklus migrasi bersarang. Peneliti lain telah mendokumentasikan populasi penyu sisik tidak bermigrasi atau penyu sisik lain bermigrasi jarak pendek.
  7. Penyu Pipih pindah dari tempat bersarang mereka di pantai utara Australia dan pulau-pulau ke tempat mencari makan di perairan dangkal Australia timur laut. Jarak yang ditempuh berkisar dari 215 hingga 1.300 km (134 – 807 mil).
  8. Penyu belimbing memiliki migrasi terpanjang dari semua penyu. Mereka telah ditemukan pernah bermigrasi lebih dari 4.831 km (3.000 mil) dari pantai bersarang mereka.

Kebiasaan migrasi berbeda di antara spesies penyu. Migrasi dapat berkisar dari beberapa hingga ribuan kilometer. Metode yang paling umum digunakan untuk melacak penyu laut bebas adalah penandaan sirip (metal tag, PIT tag). Meskipun metode ini menghasilkan informasi tentang tujuan migrasi, metode ini tidak mengungkapkan rute perjalanan. Baru-baru ini pelacakan radio, sonik, dan satelit telah berhasil memantau pergerakan penyu. Hubbs-Sea World Research Institute telah mengembangkan harness pemancar radio untuk penyu belimbing. Desainnya memungkinkan pemasangan pemancar yang aman tanpa memengaruhi mobilitas penyu. Harness dirancang untuk terputus dalam beberapa bulan

Alat telemetry yang dipasang pada penyu belimbing