Penyu sisik adalah salah satu spesies penyu terkecil
Beberapa cirinya antara lain; paruh sempit, runcing, dan karapas berpola indah
Daerah sebaran penyu sisik yaitu perairan pantai tropis yang hangat, mulai dari Samudra Atlantik, Pasifik hingga Samudra Hindia
Sulit untuk mengetahui dengan tepat jumlah populasi Penyu Penyu sisik, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hanya ada 5 populasi di seluruh dunia, yang terdiri dari sekitar 8.000 penyu total, dan dengan hanya 1.000 betina bersarang setiap tahunnya
Induk penyu sisik akan meninggalkan laut untuk bertelur di pantai. Mereka akan memilih tempat secara cermat, menggali lubang, bertelur, menutupinya dan kembali ke laut . Telur akan tetap terkubur selama sekitar 60 hari hingga sebelum akhirnya menetas.
Penyu sisik bersarang setiap 2 hingga 3 tahun dan menghasilkan 60 hingga 200 telur hanya dalam satu sarang saja
Koloni Hawksbill terbesar di dunia bersarang di Pulau Milman di Queensland, Australia
Penyu sisik adalah omnivora. Paruhnya yang runcing dan sempit itu mirip seperti burung pemangsa. Bentuk dan panjangnya paruh itu memungkinkan penyu mencapai celah-celah kecil di terumbu karang untuk mengambil spons dan invertebrata (hewan tak bertulang belakang) lainnya
Spons terumbu karang adalah sumber makanan utama penyu sisik. Bagi kebanyakan hewan, spons ini beracun karena spikula (duri mirip kaca) yang dikandungnya, namun penyu sisik kebal terhadap hal ini sehingga tidak banyak hewan yang mampu menyaingi penyu sisik memakan spons ini
Dengan adanya penyu sisik memakan spons, maka hal ini memberikan ruang bagi kehidupan laut lainnya di terumbu karang, karena spons mengambil banyak tempat di ekosistem terumbu karang. Hal ini menjadikan penyu sisik sebagai bagian penting dari ekosistem, berkontribusi pada kesehatan terumbu karang dan kehidupan laut yang lebih luas
Penyu sisik juga memakan anemon, kerang-kerangan, dan ubur-ubur. Hal ini menjadikan penyu sisik dikenal sebagai predator oportunistik.
Karapas penyu sisik yang cantik itu tangguh dan efektif melindungi mereka dari pemangsa. Namun, mereka masih menjadi mangsa hiu, buaya, gurita, dan pemangsa terbesar, yaitu manusia
Penyu sisik telah berenang di lautan lebih lama daripada kehidupan manusia di planet bumi ini. Reptil ini telah ada selama 100 juta tahun terakhir.
Sayangnya, makhluk cantik ini adalah spesies penyu yang paling terancam puna. Perdagangan aksesoris berbahan dasar karapas penyu sisik merupakan faktor utama yang mengganggu kelestariannya.
Karapasnya itu bermotif emas dan coklat yang indah, menjadikan penyu sisik diburu dan dijual secara ilegal di pasar gelap. Sisik pada karapas mereka digunakan untuk membuat produk hias dan perhiasan berharga
Di Jepang, karapas Penyu sisik, yang dikenal sebagai “bekko”, telah menjadi bagian dari budaya tradisional selama 300 tahun dan bahkan digunakan dalam gaun pengantin tradisional
Perdagangan cangkang jenis penyu sisik ini ilegal di mata hukum. Meskipun demikian, cangkang Penyu sisik masih ditemukan di souvenir dan perhiasan. Bahkan, itu adalah barang ilegal yang paling sering disita oleh petugas bea cukai
penyu sisik di Kepulauan Derawan (Kabupaten Berau)