Pada tanggal 1 November 2018, Yayasan Penyu Indonesia kembali menyelenggarakan edukasi yang bertema “Penyu Berau” ke SMK Sehat Persada Berau. Edukasi ini diikuti oleh 4 kelas, dengan jumlah siswa sekitar 90 orang siswa yang antusias. Secara umum siswa diajak untuk menonton beragam video bukti eksploitasi penyu yang masih terjadi di Berau. Secara umum eksploitasi penyu di Berau terjadi dalam 3 hal yaitu:
1) Diburu untuk dikonsumsi dagingnya
2) Diperdagangkan telurnya
3) Diperdagangkan karapasnya dalam bentuk aksesoris penyu sisik
Diskusi antara staff Yayasan Penyu Indonesia dengan para siswa dipenuhi dengan gelak tawa. Para siswa memberikan pengakuan yang lucu terkait pengalaman mereka dengan penyu.
Dalam diskusi tanya jawab, si Rita (bukan nama asli) mengaku bahwa dia punya nenek yang sangat gemar dengan telur penyu. Menurut dia, neneknya itu percaya dengan memakan penyu maka tubuh menjadi lebih bugar, bahkan telur penyu dapat menyembuhkan penyakit asam urat dan asma (sesak napas). Namun begitu si Rita ini tetap berusaha untuk mencoba memberitahu neneknya untuk tidak makan telur penyu karena penyu dan bagian badannya yang lain termasuk telurnya sudah dilindungi.
Serentak siswa setuju bahwa eksploitasi semacam itu tidak dapat dibenarkan, tidak hanya melanggar hukum namun juga perburuan penyu itu kejam. Beberapa orang mengambil telur penyu dengan cara membedah perutnya hidup-hidup. Disampaikan juga dalam presentasi itu beberapa bukti video bahwa penyu sisik yang diambil karapasnya itu pada akhirnya mati mengenaskan. Hal ini sangat berbeda dengan mitos yang dipercaya oleh masyarakat bahwa penyu sisik yang yang diambil karapasnya akan baik-baik saja karena karapas penyu yang diambil akan dapat tumbuh kembali, seperti halnya kuku manusia yang dapat tumbuh kembali.