Penyu sisik merupakan salah satu dari tujuh spesies penyu di seluruh dunia yang ditemukan di perairan tropis dan sub-tropis seperti Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik. Tempat tinggal penyu sisik yaitu di sekitar terumbu karang dan berbagai habitat lainnya termasuk daerah berbatu, laguna, muara bakau, pulau samudera, dan zona pantai dangkal. Meskipun penyu sisik tersebar luas di seluruh dunia, namun status mereka saat ini terancam punah.
Ciri Fisik
Dikenal dengan nama penyu sisik karena dilihat dari bentuk kepalanya yang memiliki mulut kecil meruncing seperti paruh burung. Bentuk mulut tersebut memungkinkan mereka untuk mencapai celah-celah di terumbu karang serta daerah sulit lainnya untuk mencari mangsa. Penyu sisik dewasa umumnya dapat memiliki berat sekitar 45-90 kg (150-200 pound) dan panjangnya hanya 0 .5 hingga 1 meter yang menjadi salah satu spesies penyu kecil.
Karena kecantikan karapasnya, penyu ini dianggap sebagai penyu yang paling indah dan juga sekaligus menjadi sumber penurunan populasi yang parah. Diperkirakan bahwa dalam 100 tahun terakhir populasi penyu sisik global telah menurun hingga 90%. Karapas penyu ini memiliki pola warna kuning, coklat, oranye, dan kemerahan dan bersisik tumpang tindih (juga disebut scute) yang dapat dipoles dan diukir untuk membuat perhiasan seperti gelang, cincin, kalung, serta pernak-pernik hiasan lainnya. Produk berbahan penyu sisik ini biasa disebut sebagai kulit penyu secara umum, “pendok” di Bali, “goyo” di Nias, Sumatera Utara, atau ‘bekko’ oleh Jepang. Karapas penyu sisik telah dicari dan dimanfaatkan selama berabad-abad.
Apa makanan penyu sisik?
Sebagai bagian dari jangkauan geografis mereka, terutama di Karibia, makanan mereka sebagai penyu dewasa sangat terspesialisasi, hampir secara eksklusif makanan utamanya adalah spons. Spons adalah hewan multi-sel yang ditemukan melekat pada dasar laut, terumbu karang, batu, dan kerang. Spons memiliki alat atau sistem pertahanan diri yang membuatnya tidak disukai untuk sebagian besar hewan termasuk karena komponen strukturalnya yang disebut spikula, yang merupakan duri kecil mirip kaca yang membuat mereka sulit untuk dikonsumsi, serta pertahanan kimia, atau racun, yang ditemukan dalam jaringan mereka. Karena pemakan spons tersebutlah maka daging penyu sisik itu dimungkinkan berbahaya bagi kesehatan manusia dan dapat menyebabkan penyakit yang serius. Dalam kasus-kasus ekstrim bahkan dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi.
Bagaimana peran ekologis penyu sisik?
Hanya segelintir kecil hewan laut yang berspesialisasi dalam memakan spons, yang biasanya disebut sebagai spongivory. Dengan mengonsumsi spons sebagai makanan utama penyu sisik, mereka memainkan peran penting dalam ekosistem terumbu karang. Dengan begitu penyu sisik dapat menjaga populasi spons agar tetap terkendali, sehingga memungkinkan spesies lain menempati ruang di terumbu karang, yang kemudian dapat meningkatkan keanekaragaman hayati. Tanpa penyu sisik, sepon bisa tumbuh terlalu cepat dan dapat mendesak atau menghambat pertumbuhan terumbu karang. Diperkirakan satu penyu sisik dapat mengonsumsi lebih dari 1.000 pon (453,6 kg) spons per tahun.
Karena penyu bertelur di pantai dan sekitar hutan bakau, penyu sisik juga penting untuk kesehatan ekosistem pesisir. Karena juga berperan sebagai bagian dari sistem rantai makanan yang akan bermanfaat bagi ekosistem pesisir.
Sumber tambahan:
Fakta Penyu Sisik
Informasi Penyu sisik Konservasi Penyu
Tentang Penyu Sisik
Carrion-Cortezz, J., et al. (1991). Habitat Use and Diet of Juvenile Eastern Pacific Hawksbill Turtles (Eretmochelys imbricata) in the North Pacific Coast of Costa Rica. Chelonian Conservation and Biology, 2013, 12(2): 235–245