Petugas Lapangan Yayasan Penyu Indonesia adalah para personil yang ditugaskan sebagai penjaga situs perlindungan penyu yang dikelola oleh YPI. Mereka ini adalah individu yang terlatih yang secara khusus bekerja untuk:

  1. Melindungi penyu yang sedang bertelur.
  2. Mengawal penyu yang kembali ke laut setelah bertelur, memastikan keselamatan mereka.
  3. Menjaga sarang-sarang penyu.
  4. Mengawal tukik-tukik yang menetas menuju ke laut.
  5. Mencatat jumlah kunjungan induk penyu, sarang, dan tukik.
  6. Menjaga dan membersihkan pulau dari ancaman polusi plastik.
  7. Menjalankan maintenance terhadap infrastruktur, kendaraan air dan mesin-mesin milik YPI.

Benyamin Ben adalah petugas lapangan YPI paling senior, sedang memindahkan telur penyu ke tempat yang lebih aman.

Calon petugas lapangan biasanya akan didampingi oleh para ranger senior sebelum mereka benar-benar mahir dalam menjalankan tugasnya dan dapat dipercaya untuk bekerja secara mandiri. Biasanya calon petugas lapangan harus mendapatkan pendampingan sekurangnya 3 bulan, yang akan dilanjut dengan evaluasi. Bila petugas lapangan itu dianggap belum mampu maka akan dimasukan lagi ke dalam training 3 bulan berikutnya, hingga yang bersangkutan dapat bekerja secara mandiri.

Pelajaran yang paling penting bagi para calon petugas lapangan adalah keahlian menemukan sarang penyu. Secara khusus para calon petugas akan diajari mengenali jejak penyu. Setelah itu pelatih akan mengajari cara memainkan stick/tongkat logam 8mm sepanjang 1 meter. Fungsi dari stick itu adalah untuk mendeteksi keberadaan sarang dibawah pasir. Khusus untuk kasus penyu hijau penulis menemukan bahwa menemukan sarang penyu hijau adalah paling sulit (perbandingan; penyu tempayan, penyu lekang, dan penyu sisik)

Petugas Lapangan YPI senior (kiri) sedang mengajari cara mendeteksi sarang penyu hijau dengan menggunakan stick logam

Secara prinsipil para petugas lapangan YPI tidak melulu bekerja untuk mendapatkan uang, namun mereka ditanamkan kesadaran bahwa mereka sedang bekerja dalam sebuah program yang penting menyelamatkan spesies terancam punah. Para petugas YPI dilarang terlibat dalam segala jenis upaya eksploitasi penyu, mis; memakan telur penyu atau terlibat dengan sindikat perdagangan telur penyu.

Komposisi para petugas lapangan YPI diupayakan 50% adalah penduduk Maratua (sebuah pulau yang tidak jauh dari Belambangan) dan 50% adalah ranger profesional yang didatangkan dari daerah lain di Indonesia.

Sukarelawan

Biasanya para petugas lapangan ini akan dibantu oleh para sukarelawan (volunteer) yang akan bekerja secara berdampingan dengan para petugas lapangan. YPI mengutamakan sukarelawan lokal (WNI) daripada sukarelawan asing (WNA). Hal ini adalah upaya YPI untuk ikut andil dalam upaya mencerdaskan masyarakat Indonesia dan mendorong kepedulian mereka dalam isu perlindungan penyu