Ketika ditanya “bagaimana sih rasa telur penyu?”, kontan anak-anak belia itu cengar-cengir, saling pandang dan garuk-garuk kepala. Diantara mereka ini sebenarnya pernah memakan telur penyu, namun mereka juga tahu bahwa memakan telur penyu adalah melanggar hukum. Mereka berada dalam dilema, mau menjawab takut disalahkan, bahkan beresiko diinterograsi pikir mereka, tapi mau diam kok sayang juga karena mereka juga ingin eksis.
Akhirnya ada satu anak laki-laki yang berani menjawab “telur penyu itu rasanya hambar saja, tidak ada enak-enaknya”, tidak mau kalah, anak laki-laki yang lain dari Pulau Derawan mengatakan “telur penyu itu rasanya enak, dan gurih, sekali makan saya bisa habiskan 5 butir” begitu tukasnya.
Di Berau, telur penyu itu adalah salah satu jenis kuliner yang umum ditemui pada musim peneluran penyu. Telur penyu itu biasanya dijual dengan cara sembunyi-sembunyi dengan harga bervariasi antara Rp.6.000 hingga Rp.12.500.
Pada tanggal 8 November 2018 Yayasan Penyu Indonesia bersama Profauna Borneo kembali menyelenggarakan kegiatan edukasi di sekolah SMA Muhammadiyah Berau terkait pentingnya penyu bagi kehidupan manusia. Dalam edukasi tersebut disampaikan bahwa penyu memiliki peran penting dilaut untuk menjaga ekosistem laut agar tetap seimbang.
Dalam edukasi itu disampaikan agar siswa sebaiknya berhenti memakan telur penyu, karena hal ini bepotensi mengganggu kelestarian penyu.