Pada bulan Februari 2025, Yayasan Penyu Indonesia kembali menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) kedua di Simeulue, Aceh, selama dua minggu penuh. Simeulue adalah habitat peneluran penting bagi penyu belimbing, penyu dengan ukuran paling raksasa yang ada di dunia. Kesempatan melihat dan terlibat dalam perlindungan penyu belimbing menjadi satu hal yang luar biasa, apalagi bagi beberapa peserta yang belum pernah melihat penyu tersebut secara langsung sebelumnya. 

ToT II juga menghadirkan dinamika pembelajaran yang kolaboratif. Peserta yang baru bergabung mendapatkan presentasi materi pengantar dan dibantu dalam praktik oleh peserta ToT sebelumnya, memperkuat komitmen Yayasan Penyu Indonesia dalam menciptakan rantai pengetahuan yang berkelanjutan. Setiap peserta dalam ToT tidak hanya belajar, tapi juga memiliki tanggung jawab untuk menjadi agen transfer ilmu untuk terus memperkuat perlindungan penyu.  

Selain pembelajaran lewat presentasi, kesempatan diskusi untuk bertukar ilmu dan pengalaman, turun langsung melakukan patroli dan pendataan penyu, semua peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan tagging pada penyu belimbing. Kegiatan ini berada dibawah bimbingan dan pengawasan Meriussoni Zai (Direktur Keilmuan Yayasan Penyu Indonesia) dan Adhith Swaminathan (Penasihat Keilmuan Yayasan Penyu Indonesia).  

Sebelum melakukan tagging langsung pada penyu, peserta terlebih dahulu melakukan simulasi untuk memastikan teknik pemasangannya sesuai dengan SOP. Tagging adalah salah satu instrumen yang penting dalam perlindungan penyu. Tujuan tagging adalah mempelajari populasi penyu, mengidentifikasi individu penyu, dan mendapatkan data dasar untuk membangun strategi perlindungannya. Yayasan penyu Indonesia menggunakan 3 jenis alat penanda untuk penyu, yaitu PIT tag, Metal tag dan Transmiter Satelit.  

PIT tag atau Passive Integrated Transponder adalah microchip berbentuk kapsul silinder yang disuntikan di dalam tubuh penyu dewasa, proses identifikasinya menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency identification). Metal tag adalah pelat logam kecil, dengan kode yang diklipkan pada flipper (sirip) penyu dewasa menggunakan aplikator, proses identifikasinya dilakukan secara visual dengan melihat kode dan melakukan pengecekan data manual. YPI menggunakan metal tah jenis 681 inconel yang sudah teregistrasi dalam Sea Turtle Tag Inventory yang dikelola oleh The Archie Carr Center for Sea Turtle Research (ACCSTR). 

Transmiter satelit adalah perangkat yang dipasang pada tubuh penyu sehingga kita dapat melacak jalur migrasinya. Dalam ToT kedua ini, pemasangan transmitter satelit pada dua penyu belimbing menjadi salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar peserta. Mereka diberikan kesempatan dan peran masing-masing dalam proses pemasangannya. Kedua penyu yang dipasangkan transmitter satelit dalam ToT II ini diberi nama Putri Salang Simodede dan Putri Daubatu oleh masyarakat dan pemerintah setempat di Kecamatan Salang (Simeulue, Aceh).  

Seluruh rangkaian kegiatan ToT kedua telah berjalan dengan lancar, masih ada satu Training of Trainer lagi yang akan dilaksanakan oleh Yayasan Penyu Indonesia untuk melengkapi skill-set peserta dalam ranah konservasi penyu. Program ini didanai oleh Pemerintah UK melalui grant Darwin Initiative, untuk memperkuat kapabilitas dan kapasitas Yayasan Penyu Indonesia dalam perlindungan penyu dan habitatnya di Indonesia. 

Yayasan Penyu Purpose

Selamatkan Penyu dari Kepunahan

Penyu menghadapi berbagai ancaman, termasuk perburuan liar, pencemaran plastik, dan kerusakan habitat.

Setiap langkah Anda mendukung perlindungan penyu dan buat dampak nyata!

Lakukan Donasi
Donasi anda Mendukung : Pelepasan Tukik ke habitat alami Pelepasan Tukik ke habitat alami Perlindungan dan pemantauan sarang penyu Perlindungan dan pemantauan sarang penyu Penanganan dan pembersihan pantai dari sampah Penanganan dan pembersihan pantai dari sampah
© Turtle Foundation