Kompetisi selancar kelas dunia Nias-Pro berlangsung selama seminggu, dari tanggal 21-28 Juni 2025. Ratusan peselancar dari 12 negara hadir di Pantai Sorake, Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara mengikuti kompetisi ini. Acaranya semakin semarak karena ramainya pengunjung yang datang untuk menyaksikan peselancar dan meramaikan booth yang dibuka di sekitar kawasan acara. 

Diantara booth yang menawarkan makanan, minuman, dan souvenir khas Nias, Yayasan Penyu Indonesia membuka ruang bagi pengunjung untuk dapat mengenal penyu dan mempelajari upaya perlindungannya. Terdapat 4 jenis penyu di Nias yaitu penyu belimbing, penyu lekang, penyu sisik, dan penyu hijau. Namun demikian, berdasarkan data Yayasan Penyu Indonesia dalam setengah tahun terakhir, kami hanya dapat menemukan penyu belimbing dan penyu lekang yang naik untuk bertelur.  

Penyu adalah hewan langka yang menghadapi ancaman kepunahan, padahal spesies ini begitu penting bagi keseimbangan ekosistem. Perlindungan penyu sudah dijamin dalam undang-undang yang berlaku, sehingga sosialisasi terkait upaya konservasinya perlu terus digaungkan. Masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya perlindungan penyu dan habitatnya. 

Daging dan telur penyu masih dikonsumsi, karapasnya diambil untuk dijadikan perhiasan atau aksesoris, dan penyu masih diperdagangkan secara illegal di Nias. Yayasan Penyu Indonesia menggunakan pendekatan edukasi yang interaktif untuk anak anak dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap perlindungan penyu sejak dini. 

Anak-anak berkumpul di booth Yayasan Penyu Indonesia karena tertarik dengan media edukasi yang bisa mereka mainkan seperti puzzle, kartu GANDA atau permainan memori, dan permainan “sedotan & ubur-ubur” yaitu permainan seperti ular tangga yang disesuaikan untuk membantu mereka memahami ancaman, perlindungan, dan siklus hidup penyu. 

Sekitar 60 anak juga mengikuti lomba mewarnai yang diselenggarakan oleh Yayasan Penyu Indonesia di Nias-Pro 2025, bertujuan untuk membuat anak-anak semakin familiar pada penyu dan habitatnya.  Pemenang lomba mewarnai yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu anak dan pra-remaja, diumumkan di panggung utama dalam sesi edukasi penyu. 

Dalam kesempatan ini, Ignatius Putu Chanda (Managing Director Yayasan Penyu Indonesia), Yuliana Fitri Syamsuni (Deputy Director Yayasan Penyu Indonesia), dan Yaaro Halawa (Koordinator Program YPI di Nias) turut hadir untuk menyampaikan sosialisasi publik terkait konservasi penyu di Nias.  

Kerjasama yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Nias Selatan, panitia penyelenggara Nias-Pro 2025, dan Yayasan Penyu Indonesia harapannya dapat terjaga untuk terus memperkuat upaya-upaya pelestarian kekayaan alam khususnya pantai dan laut yang menjadi habitat penyu dan merupakan salah satu daya tarik utama Nias. 

Foto: WSL/Tim Hain

Yayasan Penyu Purpose

Selamatkan Penyu dari Kepunahan

Penyu menghadapi berbagai ancaman, termasuk perburuan liar, pencemaran plastik, dan kerusakan habitat.

Setiap langkah Anda mendukung perlindungan penyu dan buat dampak nyata!

Lakukan Donasi
Donasi anda Mendukung : Pelepasan Tukik ke habitat alami Pelepasan Tukik ke habitat alami Perlindungan dan pemantauan sarang penyu Perlindungan dan pemantauan sarang penyu Penanganan dan pembersihan pantai dari sampah Penanganan dan pembersihan pantai dari sampah
© Turtle Foundation